Kopi Arabika Gayo asal Atu Lintang
memperoleh score tertinggi dalam event Lelang Kopi special Indonesia
(Indonesian Specialty Coffee Auction) yang diselenggarakan di Auditorium
PT. Putra Bhinekka Perkasa, Denpasar Bali akhir pekan lalu
(19-10/10/2010).
Lelang kopi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) diikuti peserta dari seluruh daerah di Indonesia yang memproduksi kopi Arabika serta sejumlah pengusaha pembeli kopi dari Amerika Serikat, Taiwan, Australia, Singapura, dan Mesir ikut andil dalam lelang kopi spesial pertama di Indonesia ini.
Direktur Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), Ina A. Muwarni, menyatakan, dalam ajang lelang kopi ini pihaknya menerima 59 buah sampel kopi yang berasal dari Aceh 7 sample, Sumatera Utara 11 sample, Jambi 1 sample, Bengkulu 5 sample, Jawa 11 sample, Bali 3 sample, Flores 6 sample, Papua 2 sample dan Luwak 13 sample.
Setelah dilakukan cupping atau pengujian citra rasa mengikuti standar SCAA (Specialty Coffee Association of America) dan CQI (Coffee Quality Institute) yang dilakukan 22 orang Q-Graders Indonesia dan internasional, hanya 22 lot kopi yang dinyatakan lolos untuk mengikuti lelang. Setiap lot berukuran 600 kg untuk kopi Arabika dan 10-15 kg untuk kopi Luwak.
Pada saat lelang berlangsung, para pembeli dan peminat kopi juga diberi kesempatan melakukan cupping yang kemudian dilanjutkan agenda lelang dengan menggunakan sistem English Open Cry, lelang dibuka dengan harga yang ditetapkan berdasarkan harga pasar New York yang ditutup pada Jumat (8/10) sebesar 4,1 USD/kg.
Akhir dari lelang ini, 1 lot kopi Arabika Aceh asal Atu Lintang Aceh Tengah yang dikirim oleh Forum Kopi Aceh, UNDP APED menempati urutan pertama dengan perolehan cupping score sebesar 85.34 dan roaster atau perusahaan pengolah kopi asal Amerika Serikat, TONY’S Coffee and Teas, ditetapkan sebagai pembeli untuk Arabika Aceh asal Atu Lintang Aceh Tengah dengan penawaran tertinggi.
Program Associate UNDP APED, T. Budi Hermawan, menyatakan “perolehan cupping score dan penawaran tertinggi untuk kopi Arabika asal dataran tinggi Gayo ini merupakan bukti bahwa kopi Arabika Gayo terbaik di Indonesia dan saat ini sudah dilirik oleh para pembeli kopi Internasional, dan juga hasil ini merupakan pencapaian terbesar bagi provinsi Aceh umumnya dan bagi petani kopi di dataran tinggi Gayo khususnya” ujar Budi.
Ditempat terpisah, sebelum acara lelang kopi ini, bertempat di Grand Hyat Nusa Dua Bali, pada tanggal 3-6 Oktober 2010 juga diadakan kegiatan Kontes Kopi Specialty Indonesia yang diselenggarakan oleh Puslit Kopi Kakao Indonesia dan Assosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI). Kopi Arabika asal dataran tinggi Gayo memenangkan juara I pada kontes kopi ini dengan menyisihkan kopi specialty dari daerah lain di Indonesia, untuk juara II di tempati oleh kopi Arabika asal Flores.
Ketua Forum Kopi Aceh, Mustafa Ali, mengatakan ini adalah kali kedua Forum Kopi Aceh dan UNDP APED mengirim kopi Arabika yang berasal dari dataran tinggi Gayo mengikuti kontes kopi specialty Indonesia. Pertama pada tahun 2008, kopi Gayo memenangkan juara III, dan sekarang pada tahun 2010 kopi Gayo berhasil menduduki juara I. “kemenangan kopi Gayo ini merupakan kemenangan bagi seluruh masyarakat kopi didataran tinggi Gayo, dan diharapkan semua pihak dapat mempertahankan kemenangan ini untuk kontes kopi specialty di tahun berikutnya” ujar Mustafa. (sbarry/aped-project/kopigayo.blogspot)
Lelang kopi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) diikuti peserta dari seluruh daerah di Indonesia yang memproduksi kopi Arabika serta sejumlah pengusaha pembeli kopi dari Amerika Serikat, Taiwan, Australia, Singapura, dan Mesir ikut andil dalam lelang kopi spesial pertama di Indonesia ini.
Direktur Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), Ina A. Muwarni, menyatakan, dalam ajang lelang kopi ini pihaknya menerima 59 buah sampel kopi yang berasal dari Aceh 7 sample, Sumatera Utara 11 sample, Jambi 1 sample, Bengkulu 5 sample, Jawa 11 sample, Bali 3 sample, Flores 6 sample, Papua 2 sample dan Luwak 13 sample.
Setelah dilakukan cupping atau pengujian citra rasa mengikuti standar SCAA (Specialty Coffee Association of America) dan CQI (Coffee Quality Institute) yang dilakukan 22 orang Q-Graders Indonesia dan internasional, hanya 22 lot kopi yang dinyatakan lolos untuk mengikuti lelang. Setiap lot berukuran 600 kg untuk kopi Arabika dan 10-15 kg untuk kopi Luwak.
Pada saat lelang berlangsung, para pembeli dan peminat kopi juga diberi kesempatan melakukan cupping yang kemudian dilanjutkan agenda lelang dengan menggunakan sistem English Open Cry, lelang dibuka dengan harga yang ditetapkan berdasarkan harga pasar New York yang ditutup pada Jumat (8/10) sebesar 4,1 USD/kg.
Akhir dari lelang ini, 1 lot kopi Arabika Aceh asal Atu Lintang Aceh Tengah yang dikirim oleh Forum Kopi Aceh, UNDP APED menempati urutan pertama dengan perolehan cupping score sebesar 85.34 dan roaster atau perusahaan pengolah kopi asal Amerika Serikat, TONY’S Coffee and Teas, ditetapkan sebagai pembeli untuk Arabika Aceh asal Atu Lintang Aceh Tengah dengan penawaran tertinggi.
Program Associate UNDP APED, T. Budi Hermawan, menyatakan “perolehan cupping score dan penawaran tertinggi untuk kopi Arabika asal dataran tinggi Gayo ini merupakan bukti bahwa kopi Arabika Gayo terbaik di Indonesia dan saat ini sudah dilirik oleh para pembeli kopi Internasional, dan juga hasil ini merupakan pencapaian terbesar bagi provinsi Aceh umumnya dan bagi petani kopi di dataran tinggi Gayo khususnya” ujar Budi.
Ditempat terpisah, sebelum acara lelang kopi ini, bertempat di Grand Hyat Nusa Dua Bali, pada tanggal 3-6 Oktober 2010 juga diadakan kegiatan Kontes Kopi Specialty Indonesia yang diselenggarakan oleh Puslit Kopi Kakao Indonesia dan Assosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI). Kopi Arabika asal dataran tinggi Gayo memenangkan juara I pada kontes kopi ini dengan menyisihkan kopi specialty dari daerah lain di Indonesia, untuk juara II di tempati oleh kopi Arabika asal Flores.
Ketua Forum Kopi Aceh, Mustafa Ali, mengatakan ini adalah kali kedua Forum Kopi Aceh dan UNDP APED mengirim kopi Arabika yang berasal dari dataran tinggi Gayo mengikuti kontes kopi specialty Indonesia. Pertama pada tahun 2008, kopi Gayo memenangkan juara III, dan sekarang pada tahun 2010 kopi Gayo berhasil menduduki juara I. “kemenangan kopi Gayo ini merupakan kemenangan bagi seluruh masyarakat kopi didataran tinggi Gayo, dan diharapkan semua pihak dapat mempertahankan kemenangan ini untuk kontes kopi specialty di tahun berikutnya” ujar Mustafa. (sbarry/aped-project/kopigayo.blogspot)
0 komentar