Seseorang bertanya kepada saya pagi ini, apakah kopi berbahaya bagi
pasien jantung? Pertanyaan itu sering sekali kita dengar, terutama dari
mereka yang memiliki penyakit jantung tetapi sebelumnya suka meminum kopi. Apakah kebiasaan itu aman untuk diteruskan?
Bila Anda menanyakannya ke ahli jantung dan internis, mereka umumnya
akan menyarankan untuk menghentikannya. Kafein pada kopi dapat bertindak
sebagai stimulan yang menambah beban jantung atau bahkan memicu
serangan jantung, kata mereka. Namun, sebenarnya pendapat itu belum tentu benar. Berbagai penelitian mengenai dampak kopi terhadap pasien penyakit jantung masih memberikan kesimpulan yang beragam.
Penelitian Kanada
Penelitian yang diterbitkan pada majalah Epidemiology (Sept, 2006) menunjukkan bahwa pada beberapa orang kopi dapat memicu serangan jantung
dalam waktu satu jam setelah meminumnya. Kafein menyebabkan peningkatan
tekanan darah jangka pendek dan aktivitas saraf simpatik yang bisa
memicu serangan jantung. Risikonya tertinggi di kalangan peminum kopi
ringan (mereka yang mengonsumsi maksimal satu cangkir sehari). Bagi
orang-orang itu, risiko serangan jantung meningkat empat kali lipat.
Peminum kopi sedang (mereka yang mengonsumsi dua atau tiga cangkir
sehari) memiliki peningkatan risiko serangan jantung sebesar 60% dengan
meminum secangkir kopi. Efek paling rendah terlihat di kalangan peminum
kopi berat (mereka yang minum empat cangkir atau lebih per hari). Bagi
mereka, meminum kopi tampaknya tidak meningkatkan risiko terkena
serangan jantung.
“Bagi orang-orang yang tidak teratur meminum kopi, meminum kopi akan
menyebabkan sentakan kafein pada sistem (kardiovaskuler) mereka,” kata
Ahmed El-Sohemy, PhD, pakar nutrisi di University of Toronto,
Kanada. “Kita tahu bahwa kafein menyebabkan peningkatan tekanan darah
sementara, sehingga mereka yang tidak biasa mengonsumsinya akan
mendapatkan gelombang kenaikan yang berbahaya bagi jantung yang rentan”,
tambahnya. Pada penelitian sebelumnya yang diterbitkan di Journal of American Medical Association
(Maret, 2006), El-Sohemy menyebutkan bahwa orang-orang tertentu
memiliki variasi genetik yang menyebabkan metabolisme kafein yang lebih
lambat, sehingga dampaknya adalah peningkatan risiko serangan jantung
setelah mengonsumsi kopi. Pada mereka yang memiliki metabolisme kafein
cepat, kopi justru bermanfaat bagi kesehatan jantung.
Penelitian Italia dan AS
Sebuah studi di Italia telah mengevaluasi lebih dari 11.000 orang
dewasa yang melaporkan serangan jantung dalam tiga bulan sebelumnya dan
memeriksa asupan kopi mereka selama masa penelitian. Konsumsi kopi
mereka dikelompokkan sebagai berikut: tidak pernah/hampir tidak pernah,
kurang dari 2 cangkir per hari, 2 sampai 4 cangkir per hari, dan lebih
dari 4 cangkir per hari. Setelah lebih dari tiga tahun, risiko serangan
jantung, kematian akibat serangan jantung, dan stroke dihitung
berdasarkan tingkat konsumsi kopi pada populasi orang dewasa beriwayat
serangan jantung tersebut. Hasil penelitian tersebut, yang diterbitkan
di jurnal Circulation (Des, 2007), menunjukkan bahwa TIDAK ADA
hubungan antara konsumsi kopi dan risiko serangan jantung, kematian
akibat serangan jantung, atau stroke.
Sebagai catatan, penelitian itu dilakukan pada orang Italia, yang
terbiasa mengonsumsi diet Mediterania dan meminum kopi yang disiapkan
dengan cara Italia. Sebagian besar peserta penelitian itu meminum kopi moccha atau espresso,
yang disaring dari kopi bubuk yang diseduh air panas dalam waktu yang
sangat singkat. Tidak diketahui apakah hasil kesimpulannya akan sama
bila kopi diminum sebagai kopi tubruk oleh masyarakat yang berpola diet
sebagaimana umumnya di Indonesia.
Pada studi lain yang diikuti oleh hampir 12.000 perawat AS dengan
riwayat penyakit jantung atau stroke, diketahui bahwa mereka yang rutin
meminum kopi berkafein TIDAK MEMILIKI risiko kematian lebih besar
dibandingkan bukan peminum kopi. Hasil studi yang berlangsung lebih dari
20 tahun itu dilaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition
(Mei, 2011). Para peneliti tidak menemukan hubungan antara asupan kopi
dan risiko kematian akibat serangan jantung, stroke atau penyebab
lainnya. Hal itu juga berlaku pada perempuan yang menenggak empat
cangkir atau lebih per hari.
Jadi apa kesimpulannya?
Mengacu pada penelitian-penelitian di atas, bila Anda adalah pecandu
kopi yang terbiasa meminum kopi empat cangkir atau lebih sehari, tidak
ada alasan untuk menghentikan kebiasaan itu setelah terkena serangan
jantung. Namun, bila Anda hanya penikmat kopi ringan atau sedang,
tampaknya lebih aman bila Anda tidak meminumnya lagi setelah mendapatkan
serangan jantung, terutama bila tekanan darah Anda tidak terkendali dan
Anda mengalami palpitasi (jantung berdebar), kesulitan tidur, dan masalah lain setelah meminum kopi.
0 komentar